Jane Callista Peringati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dengan Rilis Lagu Would You Stay, Ini Alasannya

Jane Callista Peringati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia dengan Rilis Lagu Would You Stay, Ini Alasannya

Penyanyi Jane Callista meluncurkan single baru bertajuk “Would You Stay?” bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, yang diperingati masyarakat setiap tanggal 10 Oktober.

Jane Callista punya alasan khusus mengapa harus melepas karya barunya pada 10 Oktober kemarin. Lirik lagu “Would You Stay?” mengisahkan duka akibat sahabat meninggal dunia.

Padahal, sahabat ini setia menemani dan mengukir banyak kenagan indah. Lewat pernyataan tertulis yang diterima, Jumat (11/10/2024), Jane Callista menyebut “Would You Stay?” terinspirasi kisah nyata.

“Awalnya lagu ini aku tulis buat menuangkan perasaan karena waktu itu kehilangan salah satu teman baik. Saat itu aku benar-benar sedih. Down banget, saat aku diberi tahu bahwa dia meninggal,” katanya.

Telepon Terakhir Tak Diangkat

“Apalagi waktu itu dia sempat telepon terakhir tapi aku enggak angkat. Itu membuat aku sedih. Akhirnya aku tuangkan ke lagu,” beri tahu Jane Callista. Duka yang dituang dalam karya membuatnya lebih lega.

Dibuat Hanya Dalam Sehari

“Saat menulis, semua mengalir begitu saja. Pertama kali kepikiran liriknya dalam bahasa Inggris. Aku saat membuat nada lagu ini sambil bermain piano,” ungkap pemenang World Grand Champion Vocalist di ajang Sanremo Junior World Finals 2022, Italia.

“Would You Stay?” dibuat hanya dalam waktu 1 hari. Lagu ini menarik minat produser REP62. Aransemen musiknya dipoles Erico Felix. Jane Callista lantas menjelaskan alasan merilis “Would You Stay?” pada 10 Oktober yakni agar karyanya jadi pengingat bagi orang lain.

Maraknya Kasus Mental Health

“Would You Stay?” yang bergenre pop balada kini bisa diakses secara legal di berbagai platform. Lewat lagu ini, Jane Callista mengajak pendengar berempati pada kondisi orang lain karena kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Kita, sebetulnya enggak pernah tahu detail yang dialami orang lain. Karenanya, kita harus lebih aware dengan orang-orang sekitar. Orang-orang yang terlihat baik-baik saja bisa jadi, mungkin, aslinya enggak baik-baik saja,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *